Tidur Libatkan Proses Seleksi Ingatan

Pada saat seseorang tidur, otak menentukan hal yang diingat dan hal yang dilupakan. Demikian hasil laporan dari sebuah penelitian baru tentang tidur.

Studi lama menyebutkan kalau tidur membantu orang mengumpulkan ingatan, mengatur posisi segala memori dalam otak untuk dikeluarkan kembali pada suatu saat. Tapi, studi baru mendapati kalau tidur juga membantu transformasi memori yang membuat ingatan kurang akurat, tapi lebih berguna di masa depan.

"Tidak hanya mengumpulkan informasi, tapi otak juga memperhitungkan hal yang perlu diingat dan hal yang bisa dilupakan," jelas Jessica Payne, pemimpin studi dari University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat.

Payne menyebutkan kalau memori yang diingat dengan baik adalah pengalaman emosional. Pada saat studi, peserta tes diperlihatkan pada gambar mengundang emosi, seperti gambar mobil ringsek. Gambar mobil itu lebih diingat oleh orang ketimbang gambar pohon yang jadi latar belakang. Ingatan tentang mobil itu lebih kuat pada saat tes dilakukan setelah peserta tes tidur malam sebelumnya.


Otak tidak merekam seluruh gambar, tapi hanya merekam elemen terpenting atau elemen yang dianggap paling emosional. Ingatan terhadap elemen lain perlahan dihilangkan. Pendapat itu dikuatkan dengan pengukuran terhadap aktivitas otak. Bagian otak yang berhubungan dengan emosi seringkali aktif pada periode tertentu. Aktivitas itu lebih tinggi dibandingkan pada saat orang terjaga.

"Memang masuk akal kalau otak memilih informasi yang emosional. Nenek moyang kita tentu harus mengingat hal-hal yang berbahaya, seperti tempat mereka bertemu ular atau suku lain yang mengganggu mereka," kata Payne yang studinya terbit pada bulan Oktober di jurnal Current Directions in Physchological Science.

Proses seleksi ini punya sisi negatif, demikian menurut para peneliti. Contohnya, otak bisa hanya berkonsentrasi pada pengalaman-pengalaman buruk sehingga berbuntut depresi dan stres. Penelitian di masa depan harus mampu menjelaskan hal yang diingat dan bagaimana hal tersebut diingat. "Untuk menolong pasien trauma," kata Payne. Selain di bidang kesehatan, penelitian terhadap tidur ini diharapkan bisa membantu di bidang pendidikan dan bisnis.

"Tidur itu ternyata lebih rumit dari yang dibayangkan," kata Robert Stickgold, ahli syaraf dari Harvard Medical School yang meneliti tidur beberapa waktu.

Sumber: National Geographic

Artikel Terkait


Selamat! anda sudah membaca ocehan ga jelas dari saya. Silahakan di copy atau disebarkan ke tempat lain jika dirasa ocehan ini bermanfaat bagi orang lain, tapi jangan lupa sertakan link sumber dari blog ini yaitu blog TheCampurAduk. Terimakasih.
Mau dapat update ocehan TheCampurAduk via email?

1 comments:

STMIK AMIKOM menuju Research University mengatakan...

wah blog nya keren bro,. mirip wp.,


di tunggu kunjungan baliknya bro :D

Posting Komentar

Silahkan komen, atau kalau ada yang mau tukeran link blog, saya akan sangat senang sekali. Tinggalkan saja koment tukeran link di salah satu post, pasti akan saya tanggapi. Terimakasih.