Teknik Pernapasan Untuk Mengobati Sakit Ringan

Dalam sehari manusia bernapas kurang lebih 20.000 kali sehingga tak banyak yang sempat memperhatikan tekniknya.

Dengan menguasai teknik tertentu dalam menarik dan mengeluarkan napas, 4 penyakit ini bisa diatasi tanpa harus memakai obat."Bernapas dengan teknik yang benar diyakini bisa membantu sistem pencernaan dan terbukti bisa menenangkan pikiran serta meredakan nyeri.


Sebaliknya, teknik yang salah bisa menyebabkan seseorang mudah tersinggung, panik dan rentan mengalami depresi," ungkap Dr David Lewis, ahli saraf dari Sussex University.

Beberapa teknik pernapasan untuk mengatasi keluhan-keluhan ringan berikut ini :
1. Nyeri.
Teknik pernapasan dalam melalui perut dapat mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga mampu meredakan nyeri dan ketegangan. Cukup dilakukan 2 kali sehari, masing-masing selama 2-3 menit.

Caranya :
Berbaring telentang, satu tangan di dada dan satu lagi di perut. Tarik napas dalam-dalam menggunakan perut, hitung sampai 5 sambil membayangkan balon yang makin menggembung, lalu lepaskan perlahan dalam hitungan yang sama. Tangan diletakkan di dada dan perut untuk memastikan napas dilakukan melalui perut, bukan dada.

2. Gelisah.
Teknik pernapasan ritmis bisa meredakan kegelisahan yang ditandai dengan frekuensi napas yang cepat atau disebut juga napas memburu. Intinya adalah memperlambat ritme pernapasan dan sedapat mungkin memberi jeda di antara setiap tarikan napas dan saat melepaskannya.

Caranya :
Teknik ini bisa dilakukan dengan berbaring di tempat tidur, dengan satu tangan berada di dada dan satunya lagi di perut tepat di bawah tulang iga, lalu bernapaslah melalui hidung sebanyak 12-20 kali tiap menit. Pastikan tangan yang di perut lebih sering bergerak, sebagai tanda bahwa pernapasan terjadi di perut bukan dada.


3. Asma.
Tidak diragukan lagi, teknik pernapasan adalah salah satu cara ampuh mengendalikan asma. Beberapa teknik latihan yoga untuk penderita asma juga memperikan teknik pernapasan dengan porsi paling dominan.

Caranya : 
Ketika melepaskan napas, lakukan melalui mulut dengan memberi tekanan di bagian belakang tenggorokan seperti saat menghembuskan uap untuk membersihkan kacamata. Kemudian tarik napas melalui hidung, lakukan sedalam-dalamnya hingga mengeluarkan bunyi yang kuat.

4. Lemah lesu
Kurangnya pasokan oksigen ke otot dan otak adalah penyebab gejala lemah lesu saat lelah dan mengantuk. Selain butuh napas yang dalam untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, diafragma juga harus dirangsang agar lebih aktif memompa napas.

Caranya :
Dengan menutup salah satu lubang hidung, lalu menarik napas perlahan selama 3 detik. Buka lubang hidung yang ditutup, kemudian tutup lubang satunya yang semula terbuka dan hembuskan napas kuat-kuat seperti hendak meniup lilin. Pastikan paru-paru kosong dengan menghembuskannya selama 3 detik.

Sumber: kf


Artikel Terkait


Selamat! anda sudah membaca ocehan ga jelas dari saya. Silahakan di copy atau disebarkan ke tempat lain jika dirasa ocehan ini bermanfaat bagi orang lain, tapi jangan lupa sertakan link sumber dari blog ini yaitu blog TheCampurAduk. Terimakasih.
Mau dapat update ocehan TheCampurAduk via email?

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan komen, atau kalau ada yang mau tukeran link blog, saya akan sangat senang sekali. Tinggalkan saja koment tukeran link di salah satu post, pasti akan saya tanggapi. Terimakasih.